Jumat, 11 Desember 2015

makalah resensi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Tidak banyak orang yang suka menulis. Di antara penyebabnya ialah karena orang merasa tidak berbakat serta tidak tahu bagaimana dan untuk apa menulis. Alasan itu sebenarnya tak terlepas dari pengalaman belajar yang dialaminya di sekolah. Lemahnya guru, kurangnya model, dan kekeliruan dalam belajar menulis yang melahirkan mitos-mitos tentang menulis, memperparah keengganan orang untuk menulis.
Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah. Untuk memulai menulis, orang tidak perlu menunggu menjadi penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk memraktikkannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi pelatihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis.
Oleh karenanya, perlu kita pelajari seberapa penting keterampilan menulis itu sendiri dan juga materi-materi yang memerlukan keterampilan menulis dalam mempelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan  Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan keterampilan menulis?
2.      Apa definisi dari resensi ?
3.      Apa persyaratan dan kriteria buku yang akan diresensi ?
4.      Apa tujuan pembuatan resensi?
5.      Apa jenis-jenis resensi?
6.      Bagaimana pola penulisan resensi ?
7.      Apa saja hal-hal yang patut dinilai dalam resensi ?


1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan umum dan khusus:
a)      Tujuan Umum
·         Untuk mengetahui pengertian keterampilan menulis.
·         Untuk mengetahui definisi resensi.
·         Untuk mengetahui persyaratan dan kriteria buku yang akan diresensi.
·         Untuk mengetahui tujuan pembuatan resensi.
·         Untuk mengetahui jenis-jenis resensi.
·         Untuk mengetahui macam-macam pola penulisan resensi.
b)      Tujuan Khusus
            Menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang Keterampilan Menulis Praktis “Resensi Buku”.

1.4 Manfaat Penulisan
.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
            Berisi tentang : Pembahasan mengenai Keterampilan Menulis Praktis “Resensi Buku.”
BAB III PENUTUP
            Berisitentang : Simpulan dan saran.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (H.G. Tarigan, 1983;21). Sedangkan Robert Lado mengatakan bahwa: " To Write is to put down the graphic symbols that represent a language one understands, so that other can read these graphic representation" (Robert Lado, 1971;143).
Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
 Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis (Suriamiharja, 1985: 2). Selanjutnya, juga dapat diartikan bahwa menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan sebagainya.
 Kesimpulan yang dapat diambil dari teori di atas, yaitu bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut. Jadi, dapat dilihat bahwa tujuan dari menulis adalah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu cara berkomunikasi, karena dalam pengertian tersebut muncul satu kesan adanya pengiriman dan penerimaan pesan. Sehingga di sini dapat dikatakan bahwa menulis mmerupakan salah satu cara berkomunikasi secara tertulis, di samping adanya komunikasi secara lisan. Karena pada umumnya tidak semua orang dapat mengungkapkan perasaan dan maksud secara lisan saja.

2.2  Definisi Resensi
            Resensi (bahasa Belanda, receinsie) atau “review” (bahasa Inggris). Resensi sendiri berasal dari bahasa Latin revidere dan resence, artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Di Indonesia resensi sering juga diistilahkan dengan timbangan buku, tinjauan buku, dan bedah buku. Adapun menurut Webster Collegate Dictionary (1995), review adalah a critical evaluation of a book, karena itu pada hakikatnya resensi haruslah menjelaskan apa adanya suatu buku: kelebihan dan kekurangan buku itu. Jadi, resensi bukanlah tulisan yang menjual buku. Tidak ada sponsor bagi resensi buku, karena itu resensi yang baik hanya mengungkapkan apa yang dibaca oleh peresensi secara kritis. (internet: Dasar-dasar meresensi buku).
            Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Resensi adalah suatu jenis karangan yang berisi pertimbangan baik atau buruknya suatu karya.
            Sebelum kami membahas mengenai resensi, ada baiknya kami ulas resensi secara bahasa yakni resensi berasal dari bahasa Belanda “Recensie”.Dalam bahasa Inggris dikenal dengan “Review”.Kata tersebut beerasal dari bahasa Latin “Revidere” dan “Resence”, artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai.Di negeri kita, resensi sering diistilahkan dengan timbangan, tinjauan, atau bedah buku.
            Adapun menurut istilah kami akan menyampaikannya dari berbagai referensi yang kami dapat seperti :
a.       Webster Collegate Dictionary (1995), review adalah a critical evaluation of a book, karena itu pada hakikatnya resensi haruslah menjelaskan apa adanya suatu buku: kelebihan dan kekurangan buku itu. Jadi, resensi bukanlah tulisan yang menjual buku. Tidak ada sponsor bagi resensi buku, karena itu resensi yang baik hanya mengungkapkan apa yang dibaca oleh peresensi secara kritis.
b.      Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik berupa buku fiksi dan non fiksi.
c.       Resensi  buku adalah pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku yang bertujuan memberitahukan kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekuragan buku tersebut.
            Resensi buku adalah pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku dengan tujuan untuk memberitahu kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut.
            Resensi bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.Bertolak dari tujuannya, resensi bermanfaat bagi para pembaca untuk menentukan perlu tidaknya membaca buku tertentu atau pertimbangan atau perlu tidaknya menikmati suatu hasil karya seni.Dalam arti lebih luas, resensi dibuat juga untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap karya-karya seni lainnya seperti drama, film, dan sebuah pementasan.
            Karena pertimbangan yang disampaikan penulis resensi itu harus disesuaikan dengan selera pembaca, maka sebuah resensi yang disiarkan sebuah majalah mungkin tidak sama dengan yang disiarkan pada majalah lain.
            Menurut Mortimer J. Adler dan Charles Van Doren, dalam bukunya yang berjudul How to Read a Book, kedua orang ini memperkenalkan bagaimana prosedur membaca buku yang baik:
1.      Membaca permulaan: Kemampuan untuk mengenal huruf, kata, dan kalimat.
2.      Membaca inspeksional: Kemampuan untuk membaca sekilas. Membaca sinopsisnya, kata pengantarnya , daftar isi, judul tiap-tiap bab yang dianggap menarik, serta lampiran yang ada didalamnya. Langkah ini memudahkan kita untuk memahami garis besar isi buku.
3.      Membaca analisis : Kemampuan untuk menilai buku. Mulai dari memetakan apakah buku yang kita baca itu teori atau praktik. Setelah membaca keseluruhan isi buku, dapat membuat ringkasan dari isi buku dengan beberapa kalimat, mencatat hal-hal penting dalam hidup tersebut, termasuk informasi penulisannya. Semua ini sebagai bekal dan amunisi untuk membuat resensi nantinya.
Untuk menulis resensi, kita harus memerhatikan dari sisi latar belakang dan  nilai buku.
a.    Latar Belakang
Agar resensi bermanfaat bagi para pembaca, maka penulis mulai menyajikan resensi dengan latar belakang buku itu.Penulis dapat mulai dengan mengemukakaan tema dari karangan buku itu. Penulis dapat mulai dengan mengemukakan tema  dari karangan buku tersebut. Penyajian tema secara singkat itu dapat dilengkapi dengan deskripsi buku tersebut, sehingga para pembaca yang belum tahu dapat memperoleh gambaran mengenai isi buku tersebut.
Deskripsi buku tersebut bukan hanya menyangkut isinya tetapi juga dapat menyangkut badan mana yang menerbitkan buku itu, kapan dan dimana diterbitkan, berapa tebalnya, dan formatnya. Penulis resensi juga dapat memperkenalkan pengarangnya: namanya, ketenaran yang diperolehnya, buku atau karya mana yang telah ditulisnya, atau mengapa ia sampai menulis buku.
Ini merupakan meresensi yang paling mudah.Kita tidak perlu membaca isi buku secara keseluruhan dan mendalam.Kita hanya melaporkan yang tampak mengenalisis isinya. Tujuan dari meresensi buku dengan cara ini, hanya sekedar memperkenalkan buku secara sekilas kepada para pembaca. Tetapi tetap dikemukakan mengenai kekurangan dan kelebihannya agar tidak dianggap hanya sekedar “iklan buku”.
a.    Macam dan jenis buku
Para pembaca memiliki sselera yang berbeda.Oleh karena itu, penulis resensi harus mem buat klasifikasi mengenai buku teersebut. Dengan memasukannya kedalam kelas buku tersebut, akan mudah menunjukkan persamaan dan perbedaan dari buku-buku lain termasuk dalam kelompok yang sama sehingga pembaca akan tertarik untuk membacanya dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai isi buku tersebut.
b.    Keunggulan Buku
Untuk memberikan evaluasi terhadap buku tersebut yaitu dengan cara mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Mengenai keunggulan buku, penulis resensi pertama-tama memoersoalkan organisasinya. Yang dimaksud organisasi yaitu kerangka buku itu,  hubungan antarsatu bagian dengan bagian yang lain. Yang kedua untuk menlai dari dekat sebuah buku, penulis resensi juga mempersoalkan bagaimana isinya.Hal yang ketiga dari masalah buku yaitu bahasa yang digunakan.Ada yang berpendapat bahwa yang penting isinya, bahasa tidak penting.Tetapi bagaimana mungkin pembaca dapat memahami isi buku tersebut jika bahasa yang digunakan tidak dapat dimengerti.
Hal yang terakhir yang dapat dikemukakan penulis resensi dalam memberikan penilaiannya yaitu mengenai masalah teknik. Masalah teknik di sini ialah masalah tampilannya dlam segala sesuatu yang menyangkut perwajahan(layout), kebersihan dan percetakannya. Hal ini sangat penting karena kesalahan dalam mencetak kata-kata atau menempatkan  tanda baca dapat mengganggu pembaca.
          Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukkankeunggulan buku itu dengan memberikan penilsisn langsung,dengan memberi kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukkan pertalian yang kompak antara bagian-bagiannya.Menilai sebuah buku berarti memberi saran kepada para pembaca untuk menolakatau menerima kehadiran buku tersebut.Penulis resensi harus tetapberusaha untuk memberi kesan kepada pembaca bahwa penilainnya secara jujur dan objektif.
c.    Menilai buku
Dengan memberikangambaran mengenai latar belakang dan mengeukakan pokok-pokok yang menjadi sasaran, penilaian, penulis resensi sebenarnya telah memberikan pendapatnya mengenai nilai buku itu.Mengkritik berarti memberi pertimbangan, menilai, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan buku itu.Tugas pokok penulis resensi yaitu memberi sugesti kepada para pembaca apakah sebuah buku patut dibaca atau tidak.
Tujuan utama cara ini ialah menilai suatu buku. Membuat penilaian dengan sungguh-sungguh tentang isi buku. Membuat nilai secara jujur dan objektif terhadap sebuah buku, menganalisis tujuan penulisan buku, kulifikasi penulisnya , serta membandingkannya dengan buku-buku lain.
Sebelum menulis resensi, seseorang harus membaca buku yang akan diresensi secara utuh. Di bawah ini, beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman penyusunan resensi yaitu:
·      Penulis resensi harus mengetahui jenis buku yang akan diresensi;
·      Sebutkan keunggulan buku tersebut;
·      Dimanakah letak kelebihan buku tersebut; pada penyampaiannya, plotnya, bahasanya, gambaran latarnya, penusunannya, atau isinya;
·      Sebutkan kelebiahan dan kelemahannya. Memberikan kritik berarti memberikan pertimbangan-pertimbangan ; dan
·      Berikan bukti atas komentar atau pertimbangan dengan mengutip kata atau kalimat yang dibicarakan.
Untuk mempermudah menyusun resensi, petunjuk teknis dibawah ini adalah sebagai berikut :
a.    Bacalah buku secara global, untuk mengetahui sekilas dan secara cepat isi buku yang akan direensi;
b.    Bacalah buku tersebut untuk kedua kalinya dan mencatat hal-hal yang akan diungkapkan dalam resensi;
c.    Tulislah kesan yang timbul setelah membaca buku, kesan tersebut dapat dijadikan judul resensi; dan
d.   Mulailah menulis resensi.
Caranya sebagai berikut:
·      Tulisah judul resensi;
·      Tulislah judul yang akan diresensi;
·      Jika buku tersebut merupakan buku terjemahan, tulislah judul dan pengarang aslinya, serta penerjemahannya;
·      Tulislah tebal buku/jumlah halaman;
·      Tuislah tubuh resensi;
·      Sebutkan jenis buku yang diresensi;
·      Sebutkan pokok persoalan dalam buku tersebut;
·      Tulislah alur ceritanya;
·      Tulislah kesan atau ulasan alur tersebut;
e.    Tinjauan Fiksi (the fiction review)
Ini adalah cara meresensi yang bisa digunakan dalam buku-buku fiksi. Selaim harus menguasai isi buku, peresensi juga harus mencari pertimbangan antara jalan cerita (Plot, synopsis) dan tema cerita. Kadang dipaparkan juga tentang proses kreatif pembuatan karya oleh penulis buku itu sementara buku itu sendiri hanya dipaparkan sekilas saja.
Perbedaan antara resensi buku dan resensi film terletak pada latar belakangnya saja. Jika pada resensi buku jumlah halaman/tebal buku, isi buku dan tempat terbitnya, maka pada resensi film terdapat berapa lama film tersebut( durasi waktunya), dan harga dari film tersebut. Dari segi isi, antara resensi film dan resensi tidak ada perbedaan.

2.3 Persyaratan dan kriteria buku yang akan diresensi
                   Untuk keperluan resensi buku di media masa, buku yang mau diresensi sebaiknya buku baru, jangan buku lama,meskipun resensi sebetulnya bisa dilakukan terhadap buku apa saja dan terbitan tahun berapa saja. Jika resensi dilakukan pada tahun 2005, buku yang diresensi sebaiknya buku terbitan 2005 juga. Hal ini dilakukan karena media massa mementingkan aspek akualitas. 
                   Buku yang akan diresensi sebaiknya juga buku yang cukup baik dan layak dibaca. Pembaca tidak mau membuang-buang waktu untuk membaca resensi terhadap sebuah buku yang secara pengamatan selintas saja sudah terlihat betul-betul bernilai. Pengelola media masa juga tidak mau menyisihkan ruang di media masanya untuk buku semacam itu, karena masih banyak buku lain yang jauh lebih bermutu. Buku yang akan diresensi sebaiknya buku yang isinya memang kita anggap penting diketahui pembaca/masyarakat. Buat apa masyarakat disodori buku yang isinya tidak berkaitan dengan kepentingan mereka.
                   Ada bagusnya, jika topik /tema buku yang diresensi memiliki relevan dengan konteks situasi yang berkembang. Sebagai contoh : ketika sedang ramai-ramainya aksi pengeboman militer Amerika Serikat terhadap Afganistan, dengan dalih mencari tersangka teroris Osama Bin Laden, November 2001, harian Kompas membuat resensi buku tentang Osama Bin Laden. Aspek kontekstualitas ini penting bagi media masa.

2.4 Tujuan pembuatan resensi
Adapun penulisan resensi ditujukan dengan tujuan sebagai berikut:
ü  Menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah karya patut membuat sambutan atau tidak.
ü  Menunjukkan kepada para pembaca layak tidaknya sebuah buku dibaca.
ü  Memberitahukan kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut.
ü  Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
ü    Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
ü     Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.
2.5 Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a.       Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari               secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
b.      Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada    tiap bagian atau babnya.
c.       Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan       metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan    objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.

2.6 Macam-macam pola penulisan resensi
                   Tidak ada pedoman baku dalam penulisan resensi. Namun secara kasar, penulisan resensi untuk media masa mengikuti konvensi umum seperti dalam penulisan artikel lain. Unsur-unsurnya sebagai berikut:
·         Judul resensi yang menarik. Di media masa, judul yang menarik(eye-catching) ini perlu dan mutlak. Deskripsi judu buku, nama pengarang(penyunting), nama penerbit, tahun terbit, kota tempat penerbitan,  jumlah halaman, dan harga buku(boleh dicantumkan boleh juga tidak). Ini disebut heading dan biasanya dicantumkan diawal resensi, misalnya: Makna Cinta dan Perkawinan di Era Globalisasi, Dian Kencana Dewi, Bandung: Unpad press,2005,vii+237 hlm.
·         Alinea pembuka(dalam teknik penulisan berita, disebut sebagai lead).
Alinea pembuka atau lead ini berfungsi sebagai pemancing agar pembaca mau membaca resensi, maka lead,peresensi, misalnya, mampu mengaitkan isi buku dengan konteks situasi yang sedang hangat di masyarakat misalnya: buku bertema tentang korupsi diterbitkan ketika sedang ramai-ramainya pengadilan kasus korupsi terhadap seorang pejabat tinggi. Lead bersama judul berfungsi penting sebagai penarik minat pembaca.
·         Deskripsi atau rangkuman tentang isi buku. Di sini peresensi mungkin merangkum isi atau esensi buku secara ringkas. Tentu saja, pembaca tidak dapat menilai suatu buku jika gambaran ringkas isinya pun ia belum mengetahuinya. Dalam merangkum tentang isi buku, peresensi boleh mengutip satu atau dua kalimat atau alinea yang menarik dari buku untuk memperjelas gambaran isinya.
·         Komentar, evaluasi, dan penilaian. Inilah esensi dari suatu resensi, yakni perensi mengomentari dan menilai suatu buku dari berbagai aspek: aspek luar da nisi. Karena keterbatasan ruang dimedia cetak, tentu tidak perlu seluruh aspek ini dibahas secara perinci. Peresensi boleh memilih aspek-aspek mana yang menurutnya paling penting untuk diulas dan disampaikan kepada pembaca.
·         Kalimat penutup dan rekomendasi. Dalam kalimat penutup ini, peresensi kadang-kadang secara tegas merekomendasikan bahwa buku bersangkutan memang layak atau tidak layak dibaca. Kadang-kadang, rekomendasi tegas semacam itu tidak diungkapkan, karena pembaca dianggap telah dapat menyimpulkan sendiri berdasarkan ulasan panjang sebelumnya.
·         Identitas peresensi sering juga dicantumkan di bagian akhir resensi. Manfaatnya yaitu untuk menunjukkan kredibilitas peresensi dalam meresensi buku bertema tertentu, misalnya, di akhir sebuah peresensi tentang buku kehumasan, identitas peresensi disebutkan : Dian Eka Puspita Sari, Staf Humas Trans Tv. Artinnya, peresensi ingin menunjukkan bahwa ia merupakan praktisi humas dan karena itu memiliki cukup kompetensi untuk meresensi buku bertema kehumasan.
                   Menurut Daniel Samad dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Meresensi.Buku ini pada hakikatnya mengungkapkan langkah-langkah meresensi buku, baik yang berupa fiksi maupun nonfiksisama, kalaupun ada perbedaan itu disebabkan materi yang membangunnya terlebih lagi buku-buku fiksi yang memiliki unsur dan konvensi yang khas.
Langkah-langkah meresensi buku:
·         Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
·         Membaca buku yang akan diresensi secara kompetitif, cermat dan teliti.
·         Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
·         Membuat synopsis atau inti sari dari buku yang akan diresensi.

2.7 Hal- hal yang patut dinilai dalam resensi buku
1.      Aspek luar, misalnya :
a.       Perwajahan kulit muka. Apakah kulit mukanya enak dipandang dan menarik?
b.      Berat dan ketebalan. Apakah ukuran buku ini terlalu besar atau justru terlalu kecil? Apakah terlalu berat, tebal, atau ringan, dan tipis ?
c.       Desain halaman dalam. Apakah desainnya menarik sehingga enak dipandang atau malah membosankan ?
d.      Jenis kertas yang digunakan. Apakah jenis kertasnya (kertas koran, HVS, art papper, kertas daur ulang berwarna terang atau suram) ? Apakah terlalu berat atau ringan? Apakah kuat atau rapuh?
e.       Jenis huruf/tifografi yang digunakan. Apakah tipografi yang digunakan terlalu kecil, sehingga menyulitkan pembaca ? Atau justru terelalu besar, sehingga boros halaman? Apakah tipografinya terkesan terlalu kaku?
f.       Foto, gambar, sketsa, grafik, tabel yang digunakan. Apakah foto dan gambar yang dipasang itu jelas dipandang? Apakah grafik dan tabel yang dipasang mudah dipahamidan efektif?
g.      Harga buku. Apakah terlau mahal ?
2.      Aspek isi, misalnya:
a.       Apa pokok pikiran yang diajukan penulis? Data dan argumen apa saja yang ia ajukan untuk mendukung pokok pikiran tersebut?
b.      Apakah pokok pikiran, argumen, data, dan ide-ide yang tertuang dalam buku itu cukup orisinal? Pendekatan atau metodologi apa yang ia gunakan dalam membahas masalah dan pokok pikiran dalam buku itu?
c.       Adakah unsur, pendekatan, persfektif, atau pengetahuan baru, yang bisa diperoleh dengan membaca ini? Ataukah isinya sama saja seperti buku-buku lain yang telah lebih dahulu beredar ?
d.      Apakah isinya relevan demean konteks situasi yang dihadapi bangsa indonesia saat ini ?
e.       Apa kontribusi buku ini dalam memperkaya hasanah ilmu pengetahuan tertentu yang terkait demean tema buku ini?
f.       Apakah buku ini disusun secara cermat, teliti, mendalam, atau terkesan ceroboh dan tergesa-gesa?
g.      Apakah sistematika pembahasan dalam buku ini bersifat logis, teratur, dan memudahkan pembaca untuk memahami, atau justru sebaliknya, berbelit-belit, dan membingungkan?
h.      Adakah kesalahan fakta, data, analisis, dalam buku ini, apakah datanya falid, apakah penulis kritis dalam melihat permasalahan?
i.        Apa tujuan pengarang menulis buku ini? Apakah tujuan itu tercapaidengan  terbitnya buku ini ?
j.         Apakah pengarang memiliki kompetensi yang cukup untuk menulis buku ini ? Seorang sosiolog tentu akan dipertanyakan kredibilitasnya jika ia menulis buku ilmu bedah kedokteran.
k.      Siapa khalayak pembaca buku ini? Apakah isi buku ini bersifat terlalu mendalam, sehingga lebih tepat untuk pembaca tertentu yang memang memiliki kualifikasi khusus(kalanagan akademis atau profesional), atau buku ini cocok juga untuk pembaca yang lebih awam.















Contoh Resensi Buku 1
IDENTITAS BUKU
Judul buku                  : Dasar-dasar ilmu politik –edisi revisi-          
Penulis                         : Prof. Miriam Budiardjo
Tebal buku                  : 543 halaman              
Ukuran buku               :15x23
Penerbit                       : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit                           : Februari 2008
Cetakan                       : keempat , Oktober 2009
ISBN                           : 978-979-22-3494-7
Jumlah halaman           : xxvii + 517 halaman
Jumlah bab                  : 10 Bab
Harga buku                 :  Rp 68.425
Desain Cover              : Pagut Lubis
Perwajahan Isi             : Muhammad Riyadh, Ryan Pradana
Jenis Cover                  : Soft cover
Text bahasa                 : Bahasa Indonesia
UlASAN
Buku ini berjudul Dasar-dasar Politik yang diperuntukkan untuk Perguruan Tinggi program studi ilmu politik, agar dapat dipelajari sebagai sumber pengetahuan dan mahasiswa dapat mendalami pelajaran ilmu politik secara luas. Buku ini ditulis oleh Prof. Miriam Budiardjo, dimana dalam buku ini, mahasiswa dapat belajar aktif melalui aktifitas di kampus.
            Pada bagian pertama, membahas mengenai sifat, arti dan hubungan ilmu politik dengan ilmu pengetahuan. Ilmu politik lahir dan berkembang dengan cabang-cabang ilmu social lainnya yaitu pada abad ke-19. Politik adalah ilmu yang mempelajari tentang politik atau kepolitikan sedangkan politik sendiri adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Menurut Miriam budiardjo politik sebagai berbagai macam kegiatan yang terjadi di suatu negara yang menyangkut proses penentuan tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Sebagai ilmu pengetahuan politik memberikan penjelasan tentang tatacara dan bagaimana politik berlangsung.
            Bagian kedua dari buku ini mempelajari mengenai konsep-konsep politik.  Bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat politik .
Bagian ketiga membahas mengenai berbagai pendekatan dalam ilmu politik.  Dalam pendekatan ini negara menjadi fokus pokok, terutama segi konstitusional dan yuridisnya. Bahasab tradisional menyangkut antara lain sifat dari undang-undang dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga-lembaga kenegaraan seperti parlemen, badan eksekutif, dan badan yudikatif. Dengan demikian pendekatan tradisional ini mencakup baik unsul legal maupun institusional.
Bagian keempat membahas mengenai demokrasi. Dalam demokrasi ada konsep mengenai demokrasi konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila dan demokrasi rakyat.Demokrasi di Indonesia telah mengalami paasang surut . Selama 25 tahun Indonesia memiliki masalah pokok yakni bagaimna dalam masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi disamping membina suatu kehidupan sosial dan politik yang demokratis .
Bagian kelima membahas mengenai komunisme,demokrasi menurut terminology komunisme, dan perkembangan post-komunisme. Golongan komunis selalu bersikap ambivalen terhadap negara. Marx, yang dimana-mana dihadapkan dengan aparatur kenegaraan yang dianggap menghalangi cita-citanya, berpendapat negatif terhadap negara. Bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi dictator proletar. Bentuk khusus ini berkembang di Negara-negara Eropa Timur seperti Cekoslovakia, Polandia, dll.
Bagian keenam membahas tentang Undang-Undang Dasar. UUD merupakan suatu perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab dari berbagai alat kenegaraan . UUD juga menentukan batas-batas berbagai pusat kekuasaan itu dan memaparkan hubungan-hubungan di antara mereka.
Bagian ketujuh membahas mengenai HAM. Dalam sidang komisi HAM , kedua jenis hak asasi manusia dimasukan sebagai hasil kompromi antara Negara-negara barat dan Negara-negara lain, sekalipun hak politik lebih dominan. Hak asasi manusia di Indonesia telah mengalami pasang surut . sesudah dua periode represi ( rezim soekarno dan rezim soeharto), reformasi berusaha lebih memajukan hak asasi. Akan tetapi dalam kenyataannya harus menghadapi tidak hanya pelanggaran hak secara vertical tetapi juga horizontal.
Bagian kedelapan membahas tentang pembagian kekuasaan Negara vertical dan horizontal. Pembagian kekuasaan menurut tingkat dapat dinamakan pembagian kekuasaan secara vertical, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan atau dapat juga dinamakan pembagian kekuasaan secara territorial. Persoalan sifat kesatuan atau sifat federal dari sesuatu Negara sungguhnya merupakan bagian dari suatu persoalan yang lebih besar, yaitu persoalan integrasi dari golongan-golongan yang berada dalam suatu wilayah.
Bagian kesembilan mengenai Badan Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Eksekutif yakni Badan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan undang undang yang dibuat oleh Legeslatif dan aturan-aturan turunannya, termasuk memperjelas/menjabarkan agar undang undang tsb bisa dilaksanakan dan dimengerti oleh masyarakat. Jika samapai sekarang yang dibicarakan adalah partisipasi yang relatif mudah dapat di ukur berdasarkan hasil pemilihan umum perlu di perhatikan bahwa ada bentuk partisipasi lain yaitu melalui kelompok-kelompok. Mengapa kelompok ini muncul? Salah satu sebab adalah bahwa orang mulai menyadari bahwa suara satu orang sangat kecil pengaruhnya terutama di negara-negara yang penduduknya berjumlah besar.
Bagian kesepuluh membahas tentang sejarah perkembangan partai politik. Partai politik di Indonesia yang telah berdiri sejak masa kolonial telah menjalani beberapa fase perkembangan sesuai dengan rezim yang membentuknya. Pada masa kolonial, partai politik lahir sebagai manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Pada masa Jepang mengalami penurunan drastis dengan dibubarkannya partai-partai ini karena penjajah Jepang tidak mentolelir dan melarang semua kegiatan politik.
KEKUATAN & KELEMAHAN BUKU
Buku ini mengantarkan mahasiswa yang berminat ke dalam dunia ilmu politik. Dalam buku ini dibahas konsep-konsep seperti politik (politics), kekuasaan, pembuatan keputusan, (decicion making). Di samping itu, dibahas pula fungsi undang-undang dasar, kelompok-kelompok politik, dewan perwkilan rakyat, baik di dalam maupun di luar Indonesia, serta hak-hak asasi dan perkembangannya di PBB. Bahan-bahan yang disajikan dalam edisi kedua ini telah mengalami perbaikan dan lebih lengkap.
Kekuatan buku ini adalah buku ini di tulis oleh Prof. Miriam Budiarjo adalah tokoh luar biasa. Beliau seorang ilmuwan politik senior sekaligus pelaku politik. Pemikirannya telah memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu politik di Indonesia, beliau ialah putri nomor tiga Prof. Dr. Saleh Mangundiningrat (1896-1962), dokter Keraton Kesunanan Solo dan intelektual disegani sebagai rektor pertama Universitas Cokroaminoto awal 1960-an. Prof. Miriam Budiarjo ini pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) periode 1974–1979, di FISIP UI inilah Prof. Miriam Budiarjo berkhidmat dan buku karangannya yang berjudul Dasar-dasar Ilmu Politik kini telah menjadi buku wajib mahasiswa Ilmu politik di Indonesia.
Kelemahan buku ini hanya terdapat pada kata-kata yang berkelit dan tidak langsung mudah di mengerti juga pada pengemasan buku yang tebal dan tidak berwarna membuat pembaca enggan membacanya.
Dari hal di atas penulis dapa menyimpulkan bahwa buku ini bagus untuk siapapun yang ingin mempelajari politik lebih dalam lagi, karena buku ini banyak membahas tentang apa itu politik dan apa saja yang ada di dalamnya, oleh karena itu kita bisa lebih tahu tentang politik baik di Indonesia maupun di dunia.
Contoh Resensi 2
Judul buku                  : Memajukan Demokrasi Mencegah Disintegrasi
Penulis                         : Nicolaus Teguh Budi Harjanto
Tebal buku                  : 190 halaman
Ukuran buku                 :18,5
Penerbit                         : PT Tiara Wacana Yogya
Terbit                           : September 1998
Cetakan                       : Pertama, September 1998
ISBN                           : 979-8120-79-5
Jumlah halaman           : xi + 190 halaman
Jumlah bab                  : 5 Bab
Desain Cover              : Nur Edi Sudjatmiko
Perwajahan Isi             : Rosidik dan Ramyari
Text bahasa                 : Bahasa Indonesia
Ulasan
            Buku ini berisi tentang sebuah wacana pembangunan politik yang dimuat dalam judul Memajukan Demokrasi Mencegah Disintegrasi. Dalam buku ini hanya berisi dialog keilmuan, tidak berupa aplikasi analitik terhadap permasalahan atau studi kasus tertentu. Oleh karenanya buku ini akan menjadi karya sia-sia apabila ternyata tidak mampu membawa ke pemahaman yang lebih baik mengenai apa itu pembangunan politik. Sebaliknya, buku ini akan bernilai lain bila mampu menghadirkan pertanyaan-pertanyaan kritis atas keadaan politik kita saat ini. Tugas analisa keadaan menjadi tanggung jawab bersama kita semua yang masih peduli dengan masa depan Negara ini.
            Akhir decade 80-an, dunia ditandai dengan terjadinya sejumlah perubahan signifikan dalam konstelasi politik internasional. Terutama adalah fenomena runtuhnya Uni Soviet yang kemudian diikuti dengan proses disintegrasi dibeberapa Negara sosialis lainnya. Disintegrasi ini pada akhirnya kemudian melahirkan sejumlah Negara bangsa atau nation state.
            Tidak satupun strategi pembangunan yang secara eksplisit menyebut sebagai pembangunan yang inegalitarian. Meskipun pada model pembangunan konvensional secara implisit dapat ditemui adanya inquality, baik secara sosial maupun regional.
            Semenjak usainya perang dunia II, masyarakat dunia memasuki era nation building. Berjuta-juta penduduk menjadi warga dari Negara yang baru merdeka, dan rakyat di Negara yang telah merdeka mengalami transisi menuju masyarakat Negara modern. Hal ini telah membawa banyak permasalahan, khususnya di Negara baru merdeka. Walaupun begitu, pada keduanya terdapat permasalahan yang hampir sama, terutama dalam rangka membentuk elemen-elemen organisasi impressif, yang mencerminkan bentuk modern nation state.
Buku ini tergolong buku materinya disajikan dengan bahasa yang lugas dan ilustrasi yang menarik. Buku ini berbalur ungkapan santun dengan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami. Selain itu, buku ini juga didukung dengan tampilan tata letak yang baik, disain dan ilustrasi yang menarik dengan memperhatikan tingkat pemahaman.
Buku ini memiliki banyak keunggulan yang disajikan dibandingkan dengan buku lain yakni, memiliki daftar simbol yang merupakan kumpulan simbol atau rotasi beserta penjelasannya yang dilengkapi nomor halaman kemunculannya..
Pada buku ini, disamping memiliki keunggulan, namun juga terdapat kekurangan didalamnya yakni, gambar yang disajikan pada buku ini tidak berwarna sehingga bisa saja dapat menimbulkan kurangnya minat para pembaca dalam mengkaji buku tersebut. Selain itu, kualitas kertas buku yang digunakan juga kurang bagus sehingga mudah cacat atau robek.


















BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
     Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis praktis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif; artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik.
     Keterampilan menulis dapat diterapkan dalam penulisan resensi, penulisan makalah dan penulisan ringkasan.
Keterampilan menulis resensi merupakan salah satu keterampilan menulis yang patut ditekuni.Resensi juga termasuk karangan yang bersifat faktual informative dan termasuk ke dalam rumpun ulasan.Dalam resensi, penulis harus menyampaikan dua hal penilaian atau pertimbangannya, yakni nilai literer dan manfaat untuk hidup.Nilai kebermanfaatan merupakan hasil interprestasi penulis terhadap isi buku.
Dalam meresensi sebuah karya tulisan pasti menilai kekurangannya atau kelebihannya, dengan tujuan pembaca dapat merangsang hasil karya tersebut. Untuk meresensi sebuah karya tulis perlu adanya langkah-langkah dan dasar untuk meresensi sebuah buku, yang mana semua itu saling memahami sepenuhnya tentang isi buku yang akan diresensi. Dalam meresensi juga terdapat penggunaan bahasa yang singkat, padat dan jelas. Terdapat juga pokok-pokok yang menjadi sasaran dalam meresensi buku yang mana salah satu dari sasaran itu adalah mengulamng tentang keunggulan dan kelemahan buku. Membuat judul semenarik mungkin dan betul-betul mencerminkan isi buku termasuk hal-hal penting dalam sebuah resensi termasuk juga mencantumkan identitas sebuah buku yang menutup biasanya dengan memberikan saran atau sasaran sebuah buku yang diresensi.
3.2 Saran
·         Untuk mahasiswa
Agar mempelajari lebih lanjut mengenai keterampilan menulis praktis dan penerapannya dalam penulisan karya tulis lain.
·         Untuk umum
Agar lebih memperhatikan dan mendalami keterampilan menulis sehingga dapat menerapkannya sejak dini.

















DAFTAR PUSTAKA
Alek. Achmad. 2012. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenada             Media Group.
Enung. K Rukiati, dkk. 2014. Bahasa Indonesia Panduan Karya Tulis Ilmiah.
            Bandung: Cv Insan Mandiri.
Hoerudin, Cecep Wahyu.2015. Mata Kuliah Umum Pengembangan           Karakter:Bahasa Indonesia. Bndung: Cv. Insan Mandiri.